Minggu, 03 Juni 2012

PENELITIAN TINDAKAN KELAS





Penelitian tindakan kelas dewasa ini merupakan penelitian yang paling ngetred dikalangan praktisi dan profesional, terutama digunakan untuk pemecahan permasalahan dan mutu diberbagai bidang. Dalam dunia pendidikan, khususnya dalam kegiatan pembelajaran penelitian tindakan kelas merupakan penelitian terapan, yang bermafaat bagi guru untuk meningkatkan proses dan hasil belajar di kelas.  Permasalahan aktual yang ditemukan guru di kelasnya, melalui kegiatan ini dapat dipecahkan.

Dilihat dari segi keuntungannya penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang ideal untuk dilakukan guru. Selain sebagai penelitian terapan , juga sekaligus merupakan penelitian yang dapat dilaksanakan di kelasnya, sehingga guru tidak lagi perlu meninggalkan kelasnya. Dengan demikian guru dapat berperan ganda yaitu sebagai praktisi, juga sekaligus sebagai peneliti pendidikan. Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh guru melalui penelitian ini, antara lain:

Guru menjadi peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran, dan guru reflektif dan kritis terhadap kegiatan di kelasnya.
Guru dapat meningkatan kinerjanya lebih profesional, karena akan selalu melakukan inovasi yang dilandasi dari hasil penelitian.
Guru dapat memperbaiki tahapan-tahapan pembelajaran , melalui kajian aktual yang muncul di kelasnya.
Guru tidak terganggu tugasnya, dalam melakukan penelitian. Penelitian terintegrasi dengan pembelajaran yang dilakukan dikelasnya.
Guru menjadi kreatif karena dituntut untuk melakukan inovasi.
Penerapan penelitian tindakan kelas oleh guru mempunyai makna yang sangat tinggi.  Oleh sebab itu perlu dilakukan pengembangan wawasan dan implementasi model penelitian ini, sehingga memungkinkan membudaya pada komunitas guru.

APAKAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS ITU

Konsepsi Penelitian Tindakan Kelas

Sebelum membahas tentang proposal penelitian tindakan, terlebih dahulu perlu kita samakan persepsi tentang konsepsi penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan hasil adaptasi dari penelitian tindakan yang awalnya muncul pada dunia industri. Adaptasi menjadi penelitian tindakan kelas pertama kali dikenalkan oleh psikologist sosial Amerika  Kurt Lewin pada tahun 1946. Gagasan Lewin ini yang selanjutnya dikembangkan oleh ahli lain seperti Stephen Kemmis, Robbin Mc Targgart, John Elliot, Dave Ebbutt dll.

Ada beberapa definisi tentang penelitian tindakan :

Elliot (1982) , menyatakan bahwa penelitian tindakan merupakan kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya. Seluruh prosesnya —– telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pengaruh —– menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dan perkembangan profesional.

Cogen dan Manion (1980), menyatakan bahwa penelitian tindakan adalah intervensi sekala kecil terhadap tindakan di dunia nyata dan pemeriksaan cermat terhadap pengaruh intervensi tersebut.

Kemmis dan Targart (1988), menyatakan bahwa penelitian tindakan merupakan bentuk penelitian reflektif diri kolektif, yang dilakukan oleh pesertanya dalam situasi sosial  untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik pendidikan dan praktik sosial mereka, serta pemahaman mereka terhadap praktik-praktik itu, dan terhadap situasi tempat dilakukannya praktik-praktik tersebut.

Dari ketiga kutipan definisi di atas dapat diartikanbahwa :

hasil penelitian tindakan dipakai sendiri oleh penelitinya,
penelitiannya terjadi di dalam situasi nyata yang permasalahannya perlu dipecahkan, dan hasilnya diterapkan/ dipraktikkan.
Menurut Siswojo Hardjodipuro, yang dimaksud oleh Carr dan Kemmis, penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk refleksi diri yang dilakukan oleh partisipan (guru, siswa, kepala sekolah dll) dalam situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran . Hardjodipuro lebih lanjut menyatakan bakwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pendekatan untuk memperbaiki pendidikan melalui perubahan, dengan mendorong para guru untuk memikitkan praktik mengajarnya sendiri, agar kritis terhadap praktik tersebut, dan agar mau untuk mengubahnya. PTK bukan hanya sekedar mengajar, melainkan mempunyai makna sadar dan kritis terhadap mengajar dan menggunakan kesadaran dirinya untuk siap adanya perubahan dan perbaikan pada proses pembelajarannya. PTK mendorong guru bertindak dan berfikir kritis dalam melaksakanan tugasnya secara profesional.

Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas

Ada sedikit yang membedakan penelitian tindakan dengan penelitian lainnya. PTK merupakan penelitian terapan, dimana hasilnya digunakan untuk diterapkan sebagai pengalaman praktis.  Ada yang menyebutkan bahwa PTK mempunyai ciri seperti penelitian kualitatif dan eksperimen. Dikatakan kualitatif karena datanya tidak memerlukan perhitungan secara statistik, sedangkan  dikatakan penelitian eksperimental karena diawali dengan perencanaan, perlakuan terhadap subjek penelitian,  dan adanya evaluasi hasil yang dicapai setelah perlakuan.

Richart Winter menyebutkan adanya 6 karakteristik PTK yaitu :

Kritik refleksif; adalah adanya upaya evaluasi atau penilaian yang didasarkan catatan data yang telah dibuat, dan cara refleksi sehingga dapat ditransformasikan menjadi pertanyaaan dan alternatif yang mungkin dapat disarankan.
Kritik dialektis; adalah adanya kesediaan peneliti untuk melakukan kritik pada fenomena yang ditelitinya. Dalam hal ini guru perlu menafsirkan data dengan konteks yang harus ada, menganalisis katagori yang berbeda untuk menemukan kesamaan, dan menangkap isyarat bahwa fenomena akan dapat berubah.
Kolabortif; adalah adanya kerjasama (atasan, sejawat, siswa dll), yang dapat dipergunakan sebagai sudut pandang. Peneliti dalam PTK adalah bagian dari situasi yang diteliti, peneliti sebagai pengamat juga terlibat langsung  dalam proses situasi tersebut. Kolaborasi pada anggota dalam situasi itu yang memungkinkan proses itu berlangsung.  Untuk menjamin kolaborasi perlu mengumpulkan semua sudut pandang anggota yang menggambarkan struktur situasi yang diteliti. Tetapi perlu diingat bahwa peneliti mempunyai kewenangan dalam penelitian, sehingga tidak mutlak semua pandangan harus digunakan.
Resiko; adalah adanya keberanian peneliti untuk mengambil resiko pada waktu berlangsungnya penelitian.  Resiko yang mungkin muncul adalah melesetnya hipotesis, dan kemungkinan tuntutan untuk melakukan transformasi. Peneliti  mungkin berubah pandangannya,  karena melihat sendiri pertentangan yang ada.
Struktur majemuk; adalah adanya pandangan bahwa penelitian ini mencakup berbagai unsur yang terlibat, agar bersifat komprehensif. Misal jika penelitian pada pengajaran, maka situasinya harus mencakup guru, murid, tujuan pembelajaran, interaksi kelas, hasil dll.
Internaslisasi teori dan praktik; adalah adanya pandangan bahwa teori dan praktgik bukan dua hal yang berbeda, tetapi merupakan dua tahap yang berbeda, yang saling tergantung, dan keduanya berfungsi untuk mendukung transformasi.
Dari karakteristik di atas menggambarkan bahwa PTK ada perbedaan dengan penelitian lainnya.

Model Penelitian Tindakan Kelas

Ada beberapa model penelitian tindakan yang kita kenal, antara lain : Model Kurt Lewin, Model Kemmis dan targart, Model John Elliott, dan Model Dave Ebbutt.  Model Kurt Lewin menggambarkan dalam siklus terdapat empat langkah yaitu Planning (perencanaan), Acting (tindakan), Observing (pengamatan), dan Refelecting (refleksi). Kemudian model Kurt Lewin ini dikembangkan oleh Kemmis dan Targart, dimana juga menggunakan 4 langkah tersebut, hanya saja sesudah suatu siklus diimplementasikan , kemudian diikuti dengan Replanning (perencanan ulang). Demikian seterusnya satu siklus diikuti oleh siklus berikutnya, hingga permasalahan terpecahkan.  Model John Elliott, lebih komplek dan ditail. Dalam tiap siklus  memungkinkan terdiri dari beberapa tindakan, dan setiap tindakan memungkinkan terdiri dari beberapa langkah.

Secara sederhana kita akan menggunakan model Kemmis dan Targart, karena model ini yang lebih mudah dan praktis. Secara skematis model Kemmis dan Targart digambarkan sebagai berikut:



Gb1. Model Kemmis dan Targart



PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

1. Tahapan Palaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

Pada dasarnya PTK terdiri dari 4 langkah di atas yaitu Planning (perencanaan), Acting (tindakan), Observing (pengamatan), dan Refelecting (refleksi). Namun sebelumnya tahapan-tahapan di atas diawali dengan pra PTK yaitu :

Identifikasi masalah
Rumusan masalah
Analisis masalah
Rumusan hipotesis tindakan
Dalam penelitian tindakan, permasalahan yang perlu dipecahkan adalah yang dirsakan dan diidentifikasi oleh penelitit sendiri, sebagai kesenjangan dalam kinerja yang perlu diperbaiki. Permasalahan yang perlu dipecahkan dirumuskan dengan mendiskripsikan kenyataan yang ada dan kondisi yang diinginkan. Selanjutnya permasalahan perlu dianalisis untuk mengetahui dimensi-dimensi problem yang mungkin ada untuk mengidentifikasi aspek pentingnya dan untuk memberikan penekanan yang memadai. Hipotesis tindakan bukan hipotesis peberdaan atau hubungan, melainkan hipotesis tindakan yang berisi tindakan untuk menghasilkan perbaikan yang diinginkan.

Untuk memandu pada pra PTK ini ada beberapa pertanyaan yang dapat menjadi sikuen yaitu :

Apa yang menjadi kesenjangan pada fenomena pembelajaran di kelas?
Mengapa hal ini terjadi dan apa sebabnya ?
Apa yang dapat dilakukan dan bagaimana caranya mengatasi kesenjangan itu ?
Bukti apa yang dapat dikumpulkan untuk menunjukkan fakta dalam mengatasi kesenjangan itu ?
Bagaimana cara mengumpulkan bukti-bukti itu ?
Tahapan PTK disini sebenarnya merupakan reflektif guru pada permasalahan yang dihadapi dalam kelasnya. Dari sinilah penelitian tindakan kelas akan dilakukan.

a.   Planning (perencanaan)

Rencana tindakan mencakup semua langkah tindakan sbb: 1) apa yang diperlukan untuk menentukan kemungkinan terpecahkannya masalah yang telah dirumuskan, 2) alat-alat dan teknik yang diperlukan untuk mengumpulkan dta/ informasi, 3) rencana perekaman/ pencatatan data dan pengolahannya, dan 4) rencana untuk melaksanakan tindakannya dan mengevaluasi hasilnya. Dalam hal ini perlu dilakukan pemilihan prosedur penelitian, dan prosedur pemantauan atau evaluasi.

Semua keperluan dalam pelakanaan penelitian , mulai dari materi,  recana pembelajaran, instrumen observasi dll harus dipersiapkan dengan matang pada tahap ini. Pada tahapan ini perlu diperhitungkan bahwa kemungkinan tindakan sosial akan mengandung resiko, sehingga rencana ini harus fleksibel sehingga nantinya memungkinkan untuk diadaptasikan.

b.   Acting (tindakan)

Tindakan yang dimaksud adalah implementasi dari semua rencana yang telah dibuat, dan biasanya berlangsung didalam kelas. Langkah-langkah yang dilakukan oleh guru tentu saja sesuai dengan skenario yang telah disusun dalam rencana pembelajaran.

c.   Observing (pengamatan)

Observasi dilakukan terhadap proses tindakan, pengaruh tindakan, keadaan dan kendala tindakan, dan persoalan lain yang terkait. Observasi mengumpulkan data-data dengan menggunakan instrumen atau alat lainnya yang telah dibuat secara valid. Pelaksanaan observasi tidak harus dilakukan oleh guru sendiri, tetapi harus melibatkan kolaborator lainnya. Hanya saja pengamat kolaborator tersebut jangan sampai melakukan intervensi pada roses pembelajaran yang sedang dilaksanakan.

d.   Refelecting (refleksi)

Refleksi adalah mengingat atau merenung kembali pada tindakan yang telah dilakukan, dan dicatat dalam observasi. Dalam hal ini perlu untuk dipahami proses, permasalahan, dan kendala yang nyata dari tindakan yang telah dilakukan. Proses refleksi ini data dari semua catatan kolaborator dianalisis, untuk menentukan apakah hipotesis tindakan telh tercapai, atau untuk menentukan perencanaan kembali siklus berikutnya.

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Proposal penelitian berisi

1) judul penelitian,

2) pendahuluan,

3) perumusan masalah,

4) tujuan penelitian,

5) manfaat penelitian,

6) kajian pustaka dan penelitian yang relevan,

7) metode penelitian,

8). personalia penelitian,

9) rencana pembiayaan penelitian,

10) jadwal kerja, dan

11) lampiran.

a. Judul penelitian

Judul hendaknya mencerminkan gambaran dari pemecahan kinerja yang akan diperbaiki. Rumusan hendaknya singkat, tidak memberi tafsiran ganda, dan menunjukkan langkah pemecahan permasalahan.

Contoh :

Peningkatan Minat Belajar Siswa pada materi Pokok Darah dengan Pengembangan Multimedia Interaktif, siswa kelas VII, A SMP Negeri 1 Sleman tahun 2005.
Meminimalkan Kesalahan Siswa Kelas IX , A SMP Negeri 1 Sleman menggunakan Derivatif Bahasa Inggris melalui Pola Pelatihan Berjenjang tahun 2005.
Pada halaman judul dilengkapi dengan nama dan instansi pengusul.

Setelah halaman judul dilanjutkan dengan halaman pengesahan proposal PTK, yang berisi Judul, ketua peneliti, jumlah peneliti, lokasi penelitian, kerjasama dengan instansi lain, waktu penelitian, serta biaya yang diperlukan.

b. Pendahuluan

Berisi hal-hal yang melatar belakangi penelitian perlu dilakukan, dan identifikasi permasalahan. Pada prinsipnya menggambarkan kondisi yang terjadi dan harapan , permasalahan, pentingnya maslah ini untuk diteliti, dan manfaat yang diharapkan dari penemuan penelitian.

c. Perumusan masalah

Perumusan masalah dalam kalimat naratif, baik pernyataan ataupun pertanyaan yang problematik. Biasanya dikemukakan melalui tahapan-tahapan diagnosis permasalahan, terapi yang digunakan untuk memecahkan masalah dan gambaran keberhasilan atau keefektifan tindakan.

d. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian menggambarkan semua unsur yang terkait dengan harpan-harapan yang dilandasi oleh adanya kondisi riel yang perlu ditingkatkan.

e. Manfaat penelitian

Pada PTK penelitian tentu saja akan memberikan kontribusi pada sekolah, penelitia, dan subjek yang diteliti.

f. Kajian pustaka dan Penelitian yang relevan

Pada bagian dijelaskan landasan keilmuan yang terkait dengan konteks pemecahan permasalahan. Sedapat mungkin di usahakan agar mempertimbangkan kemutakhiran, dan relevansi bahan pustaka.  Daikhir bagian ini biasanya dirumuskan kerangka berfikir yang dilanjutkan dengan rumusan hipotesis tindakan.

g. Metode penelitian

Metode penelitian dituliskan secara jelas dan rinci. Pada metode, yang perlu dituliskan adalah : 1) setting atau lokasi penelitian, disini dituliskan identitas sekolah dan kondisi subjek yang diteliti. 2) subjek  penelitian, 3) alat-alat dan teknik  pengumpulan data, 4) rencana tindakan, yaitu langkah yang ditempuh , 5) Jenis dan sumber data, 6) teknik pengumpulan data, teknik analisa data, dan 7) kriteria, indikator evaluasi dan refleksi.

h. Personalia penelitian

Berisi tim penelitia dengan identitas. Kdang-kadang hgarus menyertakan  kurikulum vitae yang menunjukkan bidng keahlian dan track record yang relevan dengan penelitian yang dilaksanakan. Disamping itu perlu juga dirinci nama, tugas dan volume kerja.

i. Rencana pembiayaan penelitian

Meliputi jenis pengeluaran dan besarnya nilai biaya yang dikeluarkan. Biaya secara garis besarnya meliputi biaya persiapan , biaya operasional, dan biaya pelaporan.

j. Jadwal kerja

Jadwal kerja menggambarkan waktu pelaksanaan penelitian. Ini diawali dari penysunan proposal hinngga pelaporan. Biasanya jadwal kerja disusun dalam metrik.

k. Daftar pustaka

Pada daftar pustaka dicantumkan demua rujukan yang digunakan dalam penyusunan proposal.

l. Lampiran

Berisi semua pendukung yang diperlukan seperti instrumen yang digunakan, kurikulum vitae peneliti dll.

PELAPORAN

Pada prinsipnya laporan adalah kelanjutan dari proposal. Sebagaian besar isi laporan adalah sma dengan proposal, hanya ditambahkan abstrak, hasil penelitian , dan kesimpulan / saran. Pada PTK kemungkinan sering terjadai pengadaptasian, sehingga memungkinkan ada perubahan. Susunan laporan PTK secara umum adalah :

1. Halaman sampul

     Sampul bertuliskan judul laporan, peneliti dan instansi peneliti.

2. Halaman pengesahaN

Halaman pengesahan berisi judul penelitian, tanggal pengesahan, dan yang mengesahkan.

3.  Abstrak

Merupakan ringkasan dari semua tulisan, meliputi judul, tujuan, metode, dan hasil penelitian.

4.   Kata pengantar

5.   Daftar isi

6.   Bab I. Pendahuluan

a.    Latar belakang

b.   Rumusan masalah

c.    Tujuan

d.   Manfaat

7.   Bab II. Kajian Pustaka

a.    Tanjauan kepustakaan

b.   Kerangka berfikir

c.    Hipotesis tindakan

8.   Bab III. Metode

a.    Seting penelitian

b.   Subjek penelitian

c.    alat-alat pengumpulan data

d.   rencana tindakan

e.    Jenis dan sumber data

f.     Teknik pengumpulan data

g.    Teknik analisa data

h.   Kriteria evaluasi dan refleksi

9.   Bab IV Hasil Penelitian

10.       Bab V. Kesimpulan dan saran

a.    Kesimpulan

b.   Saran

11.       Daftar pustaka

12.       Lampiran



Referensi

Anonim., 1997. Dasar- Dasar Metodologi Penelitian. Malang : Lembaga Penelitian IKIP Malang.

Kemmis, S. & Mc Targart, R,. 1982. The Action Research Planner. 3rd ed. Victoria : Deakin University

Madya Suwarsih,. 1994. Panduan : Penelitian Tindakan. Yogyakarta : Lembaga Penelitian IKIP Yogyakarta.

Margono, S,. 2000. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta

Sudjana, A, dan Awal Kusumah,. 1992. Proposal Penelitian di Perguruan Tinggi. Bandung : Penerbit Sinar baru.

Wibawa Basuki,. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:  Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah


  Reviewer : 10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar