Penulis-Bulukumba (Pb)
MAKASSAR – Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo angkat bicara terkait bentrokan yang melibatkan dua kelompok mahasiswa dari Kabupaten Bulukumba dan Kota Palopo.Gubernur meminta kedua belah pihak saling menahan diri dan tidak gampang terprovokasi oleh oknum yang ingin menciptakan kekacauan di Kota Makassar. Hal tersebut diungkapkan oleh Syahrul Yasin Limpo usai melakukan pertemuan dengan Bupati Bulukumba Zainuddin Hasan dan Wali Kota Palopo HPA Tenriadjeng di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel,kemarin. Syahrul meminta mahasiswa tetap menjaga suasana agar tetap kondusif. ”Mahasiswa jangan mudah terprovokasi.Semuaharussaling menahan diri dan jangan mudah terpancing,”imbau Syahrul kepada SINDO,kemarin. Syahrul mengatakan, pemerintah daerah masing-masing sudah melakukan memediasi untuk mendamaikan kedua belah pihak yang bertikai.Termasuk, berdialog dengan mahasiswa dan berkoordinasi dengan aparat keamanan. ”Semuanya sudah turun tangan untuk mendamaikan kedua pihak yang bertikai,”ujarnya. Dalam waktu dekat, lanjutnya, pihaknya juga akan memfasilitasi pertemuan semua pihak terkait, baik dari Palopo dan juga Bulukumba untuk membicarakan agenda-agenda agar hal serupa tidak terjadi lagi.“Kita tunggu sampai situasinya aman dulu. Biarkan cooling down dulu,”kata Syahrul. Senada, Bupati Bulukumba Zainuddin mengungkapkan, pemerintah daerah, baik dari Bulukumba maupun Palopo telah turun tangan mengatasi masalah tersebut. Pihaknya telah bertemu dengan jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Palopo, Polda,dan juga mahasiswa. ”Sebelumnya kami semua telah bertemu dan telah membuat komitmen, tidak ada lagi gerakan,”ungkap Zainuddin,di Rujab Gubernur Sulsel, kemarin. Zainuddin mengatakan, segala kerugian yang dialami oleh para mahasiswa akan diganti oleh pemda. Bahkan, sekretariat yang rusak juga akan dibangun kembali. ”Kami harapkan, setelah ini, tidak ada lagi gerakan dan mahasiswa menjaga komitmen yang telah kita buat bersama dalam pertemuan sebelumnya,”harapnya. Terkait mahasiswa yang ditahan, Zainuddin menegaskan, tidak akan mengintervensi proses hukum yang sedang berjalan di kepolisian. Namun,ia berjanji, akan tetap mendampingi mahasiswa yang terlibat dengan memberikan pendampingan hukum jika diperlukan. ”Kalau soal mahasiswa yang ditahan,biarkan proses hukum berjalan dan kami tidak akan mengintervensi. Tapi, kami akan tetap mendampingi mereka dan ada komunikasi yang berjalan untuk memberi mereka support,” terang Zainuddin, yang didampingi Wakil Bupati Bulukumba Syamsuddin. Ditempat yang sama,Wakil Wali Kota Palopo,Rahmat Masri Bandaso membenarkan komitmen yang telah dibuat dengan Pemkab Bulukumba dan juga mahasiswa.Ia pun berharap, bentrokan tidak akan terjadi lagi. ”Kita harap, apa yang terjadi kemarin tidak terulang lagi. Kita sudah membuat komitmen, dan saya sangat berharap, anak-anak kami, mahasiswa memegang komitmen yang telah dibuat.Bahwa, tidak ada lagi gerakan dan masalah ini selesai sampai disini,” urainya. 17 Mahasiswa Dilepas Polisi Sementara itu, Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Makassar membebaskan 17 mahasiswa yang ditahan menyusul bentrokan antarmahasiswa dari Kota Palopo dengan Kabupaten Bulukumba. Mereka dilepas karena tidak ditemukan bukti kuat ikut terlibat dalam penyerangan yang menghanguskan asrama mahasiswa dari Butta Panrita Lopi. “17 mahasiswa yang sempat ditahan sudah dipulangkan karena tidak cukup bukti jika terlibat pada beberapa bentrokan yang terjadi dalam sepekan terakhir ini,” kata Kapolrestabes Makasar Kombes Pol Erwin Triwanto,kemarin . Sekadar diketahui, Polrestabes mengamankan 42 mahasiswa pascabentrokan yang terjadi Jumat (18/5) dinihari. Sebanyak 15 orang diantaranya telah ditetapkan sebagai tersangka. “Mereka masih menjalani pemeriksaan dan kemungkinan tersangka akan bertambah, karena kami masih mengejar para pelaku pembakaran asrama Bulukumba,”jelasnya. Menurutnya, untuk mengantisipasi bentrok susulan, Polrestabes menerjunkan personil di sejumlah titik rawan. Setiap asrama dijaga 30 anggota polisi. Selain itu,sambung Erwin, pihaknya juga menyiagakan 650 personil untuk diterjunkan jika situasi kembali memanas. Sementara itu, Kriminolog Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Muhadar mengungkapkan, bentrokan antarmahasiswa disebabkan kurangnya pembangunan sumber daya manusia (SDM). “Sudah tidak ada saling percaya dan tidak ada lagi tenggang rasa antarkita. Ego kedaerahan masih saja dibawa sehingga rawan menyulut bentrok,”ungkapnya. Menurutnya, untuk mencegah hal serupa, pemerintah harus membuat regulasi yang mengikat seluruh kelompok masyarakat mengingat warga Kota Makassar sangat heterogen. Kata dia, selama ini bentrok antarmahasiwa masih sering terjadi karena lemahnya penegakan hukum sehingga tidak menimbulkan efek jera. “Kurang maksimalnya sanksi hukum yang diberikan kepada para pelaku sehingga kejadian bentrokan tersebut masih saja ada, ”tambahnya. ● abd salam malik/ didiet haryadi |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar